BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agar tujuan pendidikan dapat tercapai, maka perlu
diperhatikan segala sesuatu yang mendukung keberhasilan program pendidikan itu.
Dari sekian faktor penunjang keberhasilan tujuan pendidikan, kesuksesan dalam
proses pengajaran merupakan salah satu faktor yang sangat dominan. Untuk itu
perlu sekali dalam proses pengajaran diciptakan suasana yang kondusif, agar
siswa benar-benar tertarik dan ikut aktif dalam proses tersebut.
Dalam kaitannya dengan usaha untuk mewujudkan tujuan
pendidikan tersebut, maka perlua mempelajari metode pengajaran bahasa Arab
secara utuh dan mendalam.
Dalam hal ini kami mencobe menguraikan tentang beberapa
metode yang sering digunakan dalam pengajaran bahasa arab, yaitu metode qiro’ah (membaca) dan kitabah (menulis).
Metode qiro’ah dan kitabah yang merupakan bagian dari
pengajaran bahasa arab untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
baca-tulis bahasa arab.
B. Rumusan Masalah
I.
Apa tujuan pembelajaran
qiro’ah?
II.
Apa tujuan pembelajaran kitabah?
C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan
untuk;
i.
Memahami tujuan metode peengajaran qiro’ah.
ii.
Memahami tujuan metode pengajaran kitabah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembelajaran Qiro’ah
a.
Pengertian dan
Pembelajaran Qiro’ah
Membaca (qira’ah)
merupakan keterampilan menangkap makna dalam simbol-simbol bunyi tertulis yang
terorganisir menurut sistem tertentu atau membaca nyaring bermakna dan memahami
berbagai nuansa makna yang dijumpai dalam teks tertulis dengan variasi tujuan
komunikasi struktur kalimat dan ciri-ciri bahasanya.[1]
b.
Tujuan Pembelajaran
Qiroah
Membaca merupakan sarana utama untuk mencapai tujuan pembelajaran
bahasa ,lebih-lebih bagi pembelajar bahasa arab non arab dan tinggal diluar
negara-negara arab seperti para pembelajar di Indonesia.
Tujuan
pembelajaran Qira’ah :
ü Mengucapkan
bunyi dari makhrajnya serta membedakan bunyi huruf yang mirip.
ü Menghubungkan
tanda dengan makna.
ü Memahami
apa yang dibaca .
ü Memperhatikan
harakat panjang pendek.
ü Berhenti
pada tempat yang sesuai.
ü Tidak
mengulang-ulang kata pada saat membaca.[2]
c.
Metode Pembelajaran
Qiro’ah
Metode pembelajaran qiro’ah
jika menggunakan metode nahwu wa tarjamah
maka secara ringkas langkah-langkah pembelajaran membaca dapat dijelaskan
sebagai berikut:
- Guru memulai pelajaran dengan
membacakan teks bahasa arab
- Kemudian guru menerjemahkan teks
terhadap bahasa siswa
- Pelajaran dilanjutkan dengan
penjelasan dari guru
- Terakhir siswa mengulang bacaan
yang telah dipelajari
Namun berbeda jika menggunakan metode lain yang memperhatikan
keterampilan lain. Maka pelajaran dimulai dengan mengajukan seperangkat mufrodat dan tarkib dalam konteks
tertentu, dilanjutkan dengan berlatih menuturkan, setelah siswa mendengarkan
itu semua kemudian siswa belajar mufradat
dengan membaca. Bisa dilihat seperti langkah-langkah berikut:
- Guru membacakan beberapa kalimat
dan jumlah disertai penjelasan maknanya (dengan menggunakan gambar, isyarah,
gerakan, peragaan, dll), Setelah siswa paham kemudian guru menggunakan
kalimat atau jumlah dalam kominikasi praktis.
- Guru menyuruh siswa membuka buku
dan membacakan kalimat dan jumlah sekali lagi dan meminta siswa untuk
mengulang lagi.
- Siswa mengulangi kalimat dan jumlah
secara bersama-sama, kemudian kelas dibagi dua atau tiga kelompok, setiap
kelompok diminta untuk mengulang-ulang sampai akhirnya guru memilih siswa
secara acak dan diikuti oleh siswa lainnya.
- Setelah siswa memahami kalimat dan
jumlah, guru menampilkan teks sederhana dan menyuruh siswa membaca dalam
hati dalam waktu yang cukup.
- Setelah guru merasa bahwa siswa
secara umum telah selesai membaca guru meminta siswa menghadap ke depan
dan membiarkan buku tetap terbuka.
- Sebaliknya guru tidak memberi
toleran waktu bagi yang belum selesai dan membiarkan mereka mengulangi
teks pada waktu tanya jawab. Ini mendorong siswa untuk membaca cepat.
- Guru mengajukan pertanyaan seputar
teks dan buku tetap terbuka karena guru tidak menguji hafalan siswa serta
guru mempersilakan siswa mencari jawaban dalam teks.
- Sebaiknya pertanyaan urut
berdasarkan jawaban dalam teks sehingga dapat diketahui sampai batas mana.
- Hendaknya pertanyaan-pertanyaan
yang membutuhkan jawaban pendek.
- Jika salah satu siswa tidak bisa
menjawab pertanyaan hendaknya pertanyaan itu diberikan kepada siswa yang
lain.
- Memotivasi siswa untuk menjawab
pertanyaan
- Sebaiknya guru mem berhentikan
pertanyaan yang sekirannya membuat perhatian siswa melemah, waktu yang
ideal untuk Tanya jawab sekitar 20 sampai 25 menit.
- Setelah itu siswa mengulangi lagi
bacaan dengan membaca dalam hati, atau menyuruh siswa yang bagus bacaannya
untuk membaca dengan keras dan ditirukan oleh siswa yang lainnya.
- Terakhir mendorong siswa untuk
mengajukan pertanyaan yang jawabannya ada dalam teks untuk dijawab oleh
teman-temannya.
B. Pembelajaran Kitabah
a. Pengertian dan Pembelajaran Kitabah
Kitabah(menulis) merupakan keterampilan berbahasa yang rumit, karenanya
keterampilan ini harus diurutkan setelah periode pelajaran yang menekankan pada
bunyi (marhalah shawtiyyah).[3]
Marhalah tersebut lebih terfokus pada
aspek menyimak dan bicara.Kitabah sering difahami hanya sebatas mengkopi (naskh) dan mengeja (tahajju’ah, namun kitabah sebenarnya jugamencakup beragam proses
kognitif untuk mengungkap apa yang diinginkan seseorang. Dengan demikian,
keterampilan ini merupakan latihan mengatur ide-ide dan pengetahuan lalu menyampaikan
dalam bentuk simbol-simbol huruf. Akan tetapi bagaimana pelajaran kitabah itu
sebenarnya adalah tergantung padabagaimana pula situasi dan kondisi belajar
atau peserta didiknya.
a.
Tujuan Pembelajaran
Kitabah
Pembelajaran
menulis terpusat pada tiga hal yaitu:
- Kemampuan menulis dengan tulisan
yang benar.
- Memperbaiki khath.
- Kemampuan mengucapkan pikiran
secara jelas dan detail.
b.
Langkah-langkah
Pembelajaran Kitabah
Terdapat
beberapa petunjuk umum berkaitan dengan menulis yaitu,
a) Memperjelas materi yang
dipelajari siswa, maksudnya tidak menyuruh siswa menulis sebelum siswa
mendengarkan dengan baik, mampu membedakan pengucapannya dan telah kenal
bacaan.
b) Memberitahukan tujuan
pembelajarannya kepada siswa
c) Memulai mengajarkan menulis
dengan waktu yang cukup
d) Asas bertahap dari yang
sederhana berlanjut ke yang rumit, contoh pelajaran dimulai dengan:
- Menyalin huruf
- Menyalin kata
- Menulis kalimat sederhana
- Menulis sebagian kalimat yang ada
dalam teks atau percakapan
- Menulis jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
- Imla’
- Mengarang terarah
- Mengarang bebas
e)
Kebebasan menulis
f)
Pembelajaran khath
g)
Pembelajaran imla’
Untuk
mengetahui masing-masing tingkatan dalam menulis mulai dari imla’ sampai ta’bir
akan dibahas dibawah ini:
- Pembelajaran imla’
·
Imla’
manqul
Pembelajaran
menulis tingkat awal ini bertujuan untuk memperbaiki kemampuan siswa dalam
menulis huruf, kata dalam bahasa arab.
Pada tingkat
ini tidak hanya terfokus pada cara penulisan huruf tetapi diikuti juga latihan
lain seperti tarkib dan qawaid yang juga dipelajari kalam dan qira’ah.
Latihan yang digunakan
pada imla’ ini adalah:
Ø
Memberikan pertanyaan-pertanyaan
yang jawabannya diambilkan darin teks bacaan.
Ø
Memberikan beberapa kata yang
tidak urut dan meminta siswa untuk mengurutkan sehingga menjadi kalimat yang
sempurna.
Ø
Menyalin teks pendek yang
isinya berhubungan menyenangkan siswa.
Ø
Latihan merubah kalimat.[4]
·
Imla’
mandhur
Pada tingkat
ini guru memberikan latihan sebagai berikut:
ü
Guru meminta siswa untuk
menyiapkan teks tertentu yang ditentukan oleh guru dan siswa membacanya dirumah
setelah disekolah didiskusikan dengan guru tentang kata-kata yang sulit
membacannya dan guru menjelaskan cara penulisannya.
ü
Siswa diminta untuk menghafal
teks pendek dan sederhana kemudian mengeja kata-katanya,lalu siswa diminta
untuk menuliskannya.
ü
Meminta siswa menulis kalimat
yang telah dipelajari dalam imla’ manqul tanpa melihat kembali pada buku dan
membandingkan dalam imla mandhur dengan tulisan pada imla’ manqul dari
sisi kebenaran tulisannya.
ü
Siswa diminta untuk
menyempurnakan kalimat yang pernah dipelajari atau mengisi kalimat yang
rumpang.
ü
Guru member pertanyaan yang
jawabannya satu kalimat dan dua kalimat.
ü
Guru menuliskan kata-kata sulit
pada papan tulis, lalu siswa menulis pada buku tulis.[5]
·
Imla’
ikhtibariy
Pada imla’ ini
guru memperhatikan hal-hal berikut:
§
Guru membaca teks dengan
kecepatan sedang.
§
Mendiktekan teks dengan
kecepatan yang rata.
§
Hendaknya guru membuat
penggalan kalimat yang bermakna dalam mendiktekannya.
§
Gueu mengucapkan satu penggalan
sekali dan siswa menulisnya dalam buku.
§
Guru diharapkan tidak
mengulangi bacaan.
§
Guru memperhatikan siswa sambil
mendikte.
§
Guru memberi waktu siswa untuk
mengoreksi tulisannya.
§
Bagi siswa yang tidak menemui
kesulitan dalam istima’ maka diberikan latihan yang lebih sulit agar
termotivasi untuk belajar.
- Pembelajaran ta’bir
Pembelajaran
ini dibagi menjadi dua yaitu:
·
Tabir
muwajjah(terbimbing )
Latihan pada
tingkat ini adalah:
v
Dimulai dengan latihan
menyempurnakan kalimat.
v
Mengganti bagian kalimat dengan
mengganti bagian kalimat dengan ungkapan-ungkapan yang bisa member makna lain
pada kalimat.
v
Siswa diberi kalimat pendek dan
sederhana kemudian diminta untuk memanjangkan dengan kata-kata baru.
v
Mengajukan beberapa kata yang
tidak bolehdiulang untuk membentuk kalimat tetapi harus ditambah dengan satu
kata atau dua kata sehingga menjadi kalimat yang sempurna.
v
Menampilkan kalimat-kalimat dan
diubah salah satu katanya sehingga menuntut untuk mengubah kata yang lain.
v
Bisa juga dengan mengkhususkan
latihan dengan memakai bentuk –bentuk waktu fiil.
v
Bisa dengan menggunakan
pertanyaan yang harus dijawab siswa dengan apa yang didengar atau telah
dibaca dengan bentuk jawaban tertulis.
v
Bisa dipindah dalam bentuk
paragraph dengan merubah fiilnya dari fiil madhi ke mudhari’ atau isimnya.
v
Atau juga bisa berlatih dengan
menggunakan kerangka karangan seperti menggunakan urutan pertanyaan-pertanyaan
yang jawabannya secara urut akan membentuk paragraph atau cerita.
v
Bisa juga dengan menggunakan
latihan dengan meringkas bacaan atau teme-tema dalam buku bacaan.
v
Menyempurnakan kalimat dengan
penjelasan
v
Menggunakan media pembelajaran
seperti kartu bergambar, lukisan dll.
v
Latihan menjelaskan keadaan
tertentu contoh:cara menghadapi guru,
v
Bisa juga mengacu pada kegiatan
seperti bermain, rekreasi.[6]
·
Ta’bir
hurt( menulis bebas)
Pada tingkat
ini siswa diberi kesempatan untuk memilih tema dan mengembangkan
pikiran-pikirannya, penggunaan mufrodat atau tarkib pada tulisannya, akan
tetapi bukan berarti siswa lepas dari bimbingan dan bantuan guru atau pada
tingkat ini diharapkan siswa dapat berkreasi dengan tulisannya.
BAB III
PENUTUP
a) Kesimpulan
·
Metode pembelajaran qiro’ah adalah keterampilan menangkap makna
dalamsimbol-simbol bunyi tertulis yang terorganisir menurut sistem tertentu
atau membaca nyaring bermakna dan memahami berbagai nuansa makna yang bertujuan untuk;
ü
Mengucapkan bunyi dari
makhrajnya serta membedakan bunyi huruf yang mirip.
ü Menghubungkan
tanda dengan makna.
ü Memahami
apa yang dibaca.
ü
Memperhatikan harakat
panjang pendek.
ü
Berhenti pada tempat
yang sesuai.
ü
Tidak mengulang-ulang
kata pada saat membaca.
·
Metode pembelajaran
kitabah keterampilan berbahasa yang rumit, karenanya keterampilan ini harus
diurutkan setelah periode pelajaran yangmenekankan pada bunyi (marhalah shawtiyyah). Marhalah tersebut lebih terfokus pada
aspek menyimak dan bicara dan bertujuan untuk;
ü Kemampuan
menulis dengan tulisan yang benar.
ü Memperbaiki
khath.
ü Kemampuan
mengucapkan pikiran secara jelas dan detail.
Daftar Pustaka
·
Hamid, Abdul. Pembelajaran Bahasa Arab.Malang:
UIN-Malang Press, 2008.
·
Izzan, Ahmad. Merodologi
Pembelajaran Bahasa Arab.Bandung: Humaniora, 2004.
·
Suja’i. Inovasi
Pembelajaran Bahasa Arab.Semarang: Walisongo Press, 2008.
·
Muhammad Ali al-Khulli, Asalib
Tadris al-Lughah al-’Arabiyah .Riyadh, Al-mamlakah al-’Arabiyah
as-Sa’ufiyah, 1982.
·
Muljanto Sumardi et. al., Pedoman
Pengajaran Bahasa Arab Pada Perguruan Tinggi Agama, Jakarta: Proyek
Pengembangan Sistem Pendidikan Agama, Depag RI, 1973.
·
Muljanto Sumardi et. al., Pengajaran
Bahasa Asing: Sebuah Tinjauan dari Segi Metodologi , Jakarta: Bulan
Bintang, 1975.
·
Sri Utari Subyakto Nababan, Metodologi
Pengajaran Bahasa , Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1993.